Pintu Air Cengkareng Drain Terbengkalai
Kepala Humas Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Putu Wirawan mengatakan, Pintu Air Cengkareng Drain dibangun sejak tahun 1980 lalu. Fungsinya, untuk sirkulasi air laut saat terjadinya rob, agar rob tidak mengalir ke hulu Cengkareng Drain. Namun, sejak tahun 2004, pintu air ini sudah tidak digungsikan lagi sebab saat terjadi air pasang tidak berpengaruh. Terlebih, bagian hulu kali juga sudah mengalami pendangkalan lantaran banyaknya sedimen lumpur dan rawa-rawa.
"Sejak awal dibangun pintu air ini tidak pernah direhab. Bahkan, mulai tahun 2004 sudah tidak berfungsi lagi. Sebab telah terjadi perubahan struktur kali di bagian hulunya dan banyak terdapat rawa-rawa. Sehingga saat terjadinya pasang surut laut tidak ada bedanya. Alhasil pintu air ini tidak difungsikan lagi," ujar Putu, Selasa (3/7).
Kali Cengkareng Drain, kata Putu, memang sudah seharusnya dinormalisasi. Sebab kali telah menggalami pendangkalan. Kapasitas debit air kali ini pada tahun 1997 sekitar 620 meter kubik. Namun, saat ini diperkirakan debitnya sekitar 700 meter kubik.
"Kalau pintu air ini mau difungsikan lagi, perlu ada normalisasi. Apalagi di bagian hilir daya tampungnya sudah tidak sesuai. Lebih bagus lagi jika badan kali ini diperlebar dan pintu-pintunya diganti semua karena pintu yang ada sudah rusak, berkarat dan tak bisa berfungsi," kata Putu.
Awalnya, ungkap Putu, kali ini dibuat sebagai sodetan Kali Pesanggarahan, Mookervart dan Kali Angke. Dengan demikian, saat terjadinya hujan deras, debit air di tiga kali tidak meluber ke pemukiman warga melainkan mengalir ke Kali Cengkareng Drain. Sebelum dibangun Kali Cengkareng Drain, kawasan Jl Daan Mogot, Kalideres sempat terputus akibat banjir. Begitupun dengan pemukiman di sekitarnya.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo mengakui, sejak awal dibangun, Kali Cengkareng Drain belum pernak dikeruk. Karena itu, pengerukan baru dilakukan tahun ini menggunakan dana pinjaman dari Bank Dunia melalui program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Melalui pengerukan yang dilakukan, diharapkan kali akan berfungsi normal kembali.
Proses pengerukan kali ini dilakukan secara terintegrasi dan terpadu sehingga badan kali dapat menampung air dengan volume yang lebih besar termasuk saat terjadi hujan lokal dengan curah sangat tinggi sekalipun. "Kalau Kali Cengkareng Drain ini sudah dikeruk, tidak menutup kemungkinan pintu air yang ada juga akan diperbaiki. Tentu semua ini dilakukan secara bertahap dan sesuai tahapan yang benar. Tidak mungkin yang diperbaiki pintu airnya dulu, pasti lumpurnya dulu dikeruk baru menyusul pintu airnya diperbaiki secara bertahap. Idealnya memang kali dan pintu air itu harus ada perawatannya secara sitematis," kata Fauzi.
sumber: beritajakarta.com